Jumat, 15 Januari 2010

7 CARA BUNUH DIRI POPULER

Tau yah kenapa aku copy paste trus di pssting di blog... bingung deh....
1. Bunuh diri dengan minum racun serangga (dalam hal ini yang paling populer tentu merek Baygon cair).
Entah apa yang membuat baygon ini selalu dipilih oleh para bunuh diri lovers. Padahal di sana jelas-jelas tertulis obat serangga, tapi masih diminum juga. Tapi kita tidak boleh berburuk sangka. Siapa tahu mereka adalah orang orang yang kekurangan air bersih sehingga akhirnya mencari alternatif minuman lainnya, bisa jadi juga sih kalo mereka itu alkoholik yang lagi mabuk jadinya gak bisa bedain antara alkohol ataupun minuman keras yang biasanya mereka minum, maklum, kan sama2 "wangi" gitu atau karena mereka tidak mampu menebus obat di Rumah Sakit yang mahal untuk penyakitnya yang tidak kunjung sembuh.


Kemungkinan yang terbaik adalah, bisa jadi mereka tidak bisa membedakan tulisan antara Baygon dengan Mizone yang warnanya hampir mirip. Sebab kabarnya, angka buta huruf di Indonesia masih cukup tinggi. Hanya mereka dan Tuhan yang tahu.

2. Lompat dari ketinggian (bisa dari lantai 13, puncak gedung, tower, atau tebing-tebing tinggi)
Lagi-lagi saya kurang tahu, apa alasan mereka memilih tempat yang tinggi. Apakah mereka sudah bosan hidup di bawah garis kemiskinan? Sehingga sesekali ingin merasakan tempat yang tinggi, walau dengan taruhan nyawa sekali pun. Kemungkinan lain, mereka tidak bisa menggapai cita-citanya yang tinggi. Cita-cita yang tinggi harus di barengi dengan pendidikan yang tinggi. Dan pendidikan yang tinggi harus dibarengi dengan duit yang tinggi pula.

Mau kemungkinan yang lebih bodoh?
Mereka terobsesi menjadi pahlawan super yang bisa terbang, seperti superman atau p-man atau mungkin malah saking cintanya dengan produk lokal seperti tokoh Gatot Kaca. Bisa juga mereka loncat dari tempat tinggi sembari menunggangi segagang sapu karena obsesi tingkat tinggi kepada HarPot.

Maka daripada itu, kalo udah ada yang jadi orang tua ataupun hendak berkeluarga nanti, tolong dibimbing baik2 anaknya agar tidak menambahkan jumlah korban bunuh diri dengan menggunakan cara seperti , mengingat, belakangan ini saja sudah sering yah terjadi, sehingga ada kemungkinan bahwa cara loncat indah ini akan melompat ke posisi pertama

3. Gantung diri (di pohon jengkol atau tiang rumah yang terbuat dari kayu pohon jengkol)
Ada dua kemungkinan di sini. Pertama, Hidupnya memang sudah terlalu sering digantung. Digantung oleh janji-janji penguasa. (Digantung oleh ketidakpastian orang dicintainya juga bisa, terutama untuk cewek - cewek yang hamil di luar nikah tapi gak punya biaya buat aborsi) dan harapan-harapan kosong yang tidak pernah menjadi nyata seperti harapan untuk keluar dari garis kemiskinan, mendapat kehidupan yang layak dan mendapat pekerjaan yang lebih baik. Dan sejuta harapan-harapan lain yang hanya akan tertinggal menjadi harapan-harapan kosong baru untuk anak dan istrinya.

Kemungkinan kedua, Mereka sudah tidak punya tempat menggantungkan diri. Satu-satunya tempat menggantungkan diri, yaitu perusahaan tempat dia bekerja, telah mem-PHK-nya. Mereka bingung, akhirnya memutuskan untuk menggantungkan hidup di pohon jengkol saja. Tragis.., ironis..!!! Karena justru di situlah mereka kehilangan hidupnya.

"Makanya, menggantungkan hidup itu sama Tuhan saja. Dijamin, ngga bakalan di PHK...Tapi kalo bandel, jatuhnya yah ke neraka dan itu lebih sakit daripada bunuh diri...Makanya jadi umat Tuhan yang baik yah..."

4. Memotong nadi dengan silet
Mungkin mereka ingin membuktikan bahwa silet itu benar-benar tajam. Tontonan seperti The Master dan debus itu seringkali membingungkan banyak orang mengenai kualitas ketajaman silet jaman sekarang ini lho...Bisa juga karena penasaran apakah darah mereka berwarna biru atau merah? Orang bilang darah biru lebih dihormati daripada golongan orang-orang berdarah merah.

5. Bakar diri bersama-sama keluarga tercinta
Orang2 di luar negeri sana seringkali mengadakan acara BBQ untuk menjaga kebersamaan keluarga mereka. Mereka biasanya membakar daging2 untuk dimakan bersama dalam sebuah acara piknik yang diiringi teriakan gembira anak2nya. Tapi mengingat keadaan ekonomi warga negara Indonesia banyak yang tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut maka dibuatlah sebuah cara yang lebih ekonomis untuk menunjukkan arti yang sama. Sama2 bakar daging juga dan perihal makan juga, tapi bedanya di Indo karena kurang makan jadinya bakar daging seluruh keluarga sendiri sembari diiringi teriakan kesakitan. Hal ini juga bertujuan untuk menunjukkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga lho. Benar2 sebuah filosofi substance over form (isi simbol lebih penting daripada bentuk simbol) yang menarik dari negeri tercinta ini bukan?

Dipikir2...Tidak tahukah mereka kalau minyak tanah sekarang harganya mahal..? Tapi juga kalo udah mati mah udah gak pikirin lagi harga minyak tanah sih yah...hehehe...Mungkin karena modal mengeluarkan minyak tanah yang cukup mahal itu juga tipe bunuh diri sangat jarang terjadi (sekalipun beberapa waktu lalu sempat menjadi trend juga =D)

6. Tidur diatas rel kereta api
Jauh sebelum Limbad memperagakan magic dilindas dengan buldozer. Metode/cara bunuh diri dengan digilas kereta api sudah lebih dulu populer. Alasannya tentu karena paling murah...tinggal tidur terlentang.., jadi deh...tapi sayangnya sekalipun ini adalah bunuh diri yang termurah, tapi juga tidak terlalu sering dipakai lagi setelah tahun 2005an ke atas sehingga nyaris dilupakan dan sudah menjadi usang. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa manusia belakangan ini selalu dipenuhi rasa gengsi. Bahkan untuk bunuh diri saja, mereka gengsi untuk pakai cara murahan seperti ini...ckckckck

7. Harakiri
Tampaknya cara ini merupakan cara bunuh diri yang banyak dipakai oleh Japanese freak yang tengah putus asa. Budaya bunuh diri import buatan Jepang ini keliatannya telah dikenal khalayak umum di Indonesia saat jaman penjajahan Jepang dulu dan masih meninggalkan jejak - jejaknya tersendiri ke bangsa Indonesia hingga sekarang ini, dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa harakiri telah masuk ke Indonesia jauh lebih cepat daripada anime, manga, cosplay dan tentunya juga HOKA - HOKA BENTO.

Bedanya adalah, para samurai melakukannya karena mereka hendak memulihkan kehormatan mereka setelah gagal dalam tugas, sedangkan yang melakukan bunuh diri di di bumi pertiwi ini lebih banyak disebabkan karena kehilangan kehormatannya sebagai seorang karyawan, kekasih, kepala keluarga atau bahkan bisa juga sebagai perawan dan tak ingin memulihkan kehormatannya lagi namun membawa serta seluruh penderitaannya ke alam kubur. Selain itu juga, apabila di Jepang menggunakan katana (katana pedangnya, bukan samurai! Samurai orangnya! Kepo gue denger orang ngomong "Gue tebas lu pake Samurai!") untuk menusuk tepat ke arah perut, di Indonesia, para pelaku bunuh diri dengan cara serupa-tapi-tak-sama ini menggunakan pisau dapur dan menancapkannya ke titik vital secara acak yang berada di tubuh. Tidak pernah ada pola titik tertentu yang ditemukan dalam pelaku harakiri di Indonesia

Sekalipun demikian, budaya bunuh diri ini tampaknya tidak terlalu banyak mengambil posisi yang berarti dalam popularitasnya di Indonesia. Bisa jadi disebabkan karena caranya yang sangat menyakitkan dan juga

8. Bunuh diri ala koboy
Entah terinspirasi dari film koboy yang mana, yang jelas mereka, koboy-koboy Indonesia juga bisa menembak kepalanya sendiri. Biasanya, koboy-koboy Indonesia ini melakukan bunuh diri setelah main-mainin pistolnya buat nakutin orang. Mungkin saja mereka merasa kepalanya itu tidak memiliki isi sama sekali sehingga mereka hendak mengisinya dengan peluru atau bisa jadi sebaliknya, otak mereka sudah terlalu panas untuk memikirkan banyak masalah, sehingga harus didinginkan dengan sebuah peluru yang melubangi kepala mereka. Well, lebih baik mencoba daripada tidak memulai sama sekali, kan? Setidaknya mereka bisa merasakan dinginnya kepala mereka itu sekalipun untuk sesaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar